[CERPEN] Permohonan Audie


Permohonan Audie


       Rima sangat menyukai cerita. Dia suka membaca buku cerita saat sedang hujan seperti ini. Apalagi cerita dalam buku bersampul kuning kesukaannya. Berjudul "Permohonan Audie".

      Tersebutlah di sebuah desa antah berantah, hiduplah seorang anak miskin bernama Audie. Dia selalu iri jika melihat teman-teman seumurannya memakai baju baru. Sedangkan dia hanya mempunyai beberapa baju usang saja di lemarinya. Karena ayah dan ibunya tidak mempunyai uang untuk membeli baju baru untuknya. 

       Sejak kecil, Audie selalu menahan keinginannya untuk bisa mempunyai baju baru. Dia hanya bisa menunggu ayahnya membelikan baju bekas saja jika mereka mempunyai sedikit uang lebih.

      Suatu pagi, seperti biasa Audie diminta untuk menimba air di sumur di dekat hutan oleh ibunya. Dengan membawa satu ember sedang di tangannya, Audie berjalan dengan riang.

      Dia menyapa Pak Luo yang sedang membuka tokonya pagi itu, "Selamat pagi, Pak Luo," kata Audie dengan senyum manis.

      Dia juga menyapa Bik Tutun yang akan menyapu halamannya, "Selamat pagi, Bik Tutun."

      Sampai akhirnya, Audie pun sampai di sumur di dekat hutan. Audie bersiap menimba air, saat matanya menemukan sesuatu yang bersinar-sinar di dalam sumur. Sesuatu yang bersinar-sinar itu mengambang, dan Audie berusaha mengangkatnya sampai dapat.

     "Benda apa ini? Cantik sekali," pikir Audie sambil memperhatikan benda tersebut yang menyerupai bintang.

     Audie mengambilnya dengan tangan, lalu tiba-tiba muncullah seorang peri yang membuat Audie terkejut.

      Peri itu berkata, "Untuk anak baik sepertimu, bintang ini akan mengabulkan satu permintaan. Pikirkan baik-baik yang ingin kamu minta dan permintaanmu akan terwujud. Selamat tinggal." Lalu peri itu menghilang.

      Mendengar itu Audie sangat senang. Dia berpikir jika impiannya untuk memakai baju baru yang bagus akan segera terwujud. 

      Audie akan mengatakan permintaannya sebelum dia ingat kata-kata ibunya dahulu.

      "Audie anakku, meskipun kita miskin, setidaknya kita masih memiliki beras yang bisa kita makan setiap hari, dan juga baju untuk kita pakai. Di luar sana masih banyak orang-orang yang jauh lebih tidak beruntung dari kita. Maka dari itu, jika suatu saat kamu diberi kesempatan untuk menolong mereka, tolonglah," kata ibu Audie waktu itu.

      Akhirnya Audie pun memutuskan untuk pulang ke rumah dan menanyakan permintaan terbaik pada ibunya.

      "Apa yang harus saya minta ibu?" tanya Audie sesampainya dia di rumah. Dia memandang ibunya dengan wajah kebingungan.

       Ibunya tersenyum, lalu dia berkata, "Di kota ini, pasti banyak orang-orang yang merasa hidupnya sangat sulit. Carilah mereka dan bantu mereka, Audie,"

       "Tapi dimana saya menemukan mereka ibu,"

      "Kamu akan menemukan mereka di perjalanan nanti."

      Maka pada keesokan harinya Audie pun berpamitan pada ayah dan ibunya untuk mencari orang-orang yang hidupnya kesusahan. Sambil membawa bintang itu di tasnya, Audie berjalan riang seperti biasa.

      "Lalalala," senandungnya.

      Hingga Audie pun sampai di pertokoan kota. Audie berjalan sambil memperhatikan toko-toko yang berjajar di sepanjang perjalanannya dengan takjub. Matanya berbinar ingin membeli benda yang disukainya, tapi dia juga sedih karena dia tidak memiliki uang untuk membeli benda-benda tersebut. Sampai akhirnya, Audie sampai di ujung jalan itu.

       Audie melihat sebuah kedai mie yang tampak sepi. Penjualnya adalah seorang kakek yang sedang duduk-duduk saja menunggu pembeli. Audie sangat kasihan.

       "Kasihan sekali kakek itu," pikirnya. Audie ingin sekali menolong kakek itu, tapi dia juga berpikir, mungkin masih banyak lagi orang yang lebih kesusahan dari kakek itu. Akhirnya, Audie pun melanjutkan perjalanannya.

       Audie sampai di sebuah perumahan. Dia melihat seorang pengemis bersama kedua anaknya tengah diusir oleh bibi gendut yang galak. Audie pun merasa kasihan. Dia ingin menolongnya tetapi dia ragu. Akhirnya Audie pun melanjutkan perjalanannya lagi.

      Audie sampai di perkampungan kumuh. Dia melihat seorang nenek renta yang sedang membawa kayu bakar, yang sepertinya baru diambil dari hutan. Audie yang kasihan pun membantu membawakan kayu nenek itu.

      Di sepanjang perjalanan, Audie melihat banyak sekali orang-orang yang hidupnya kesusahan di kampung itu. Audie ingin menolong mereka semua, tetapi dia bingung karena dia hanya mempunyai satu permintaan pada bintang itu.

       Audie memikirkannya sepanjang perjalanan menuju rumah nenek.

       Hingga akhirnya dia mendapatkan ide untuk menolong mereka semua sesampainya di rumah nenek. Audie sangat senang. Dia mengambil bintang di dalam tasnya dan mengucapkan permintaannya.

       "Bintang, Audie minta, buatlah semua orang di kota ini bahagia. Buatlah kehidupan mereka sejahtera dan kabulkan permintaan mereka saat ini."

       Dan setelah perkataan Audie selesai, bintang itu pun bersinar lebih terang dari sebelumnya.

       Audie pulang ke rumah dan sangat terkejut melihat ibunya tersenyum sambil memamerkan baju baru. Di meja juga banyak barang-barang yang dia lihat di toko.

       Audie menghampirinya dengan gembira.

• • •

End

Komentar