Sang Raja ~1~ Pemberontakan Cinta Raja Kejam

     ADRIAN melangkah dengan mantap melalui lorong-lorong gelap penjara kerajaan, dihiasi dengan dinding batu yang dingin dan redup. Gemerlap permata di takhta kerajaan yang ia tinggalkan di baliknya terlihat kontras dengan tatapan tegasnya yang mengancam. Dia mengenakan jubah hitamnya yang menggambarkan kekuasaannya yang gelap, memberikan kesan yang sangat mengintimidasi bagi para tahanan yang terjebak dalam jerat penjara.


Para narapidana yang terkurung dalam sel-sel kecil tampak gelisah saat melihat kedatangan Adrian. Mereka tahu bahwa sang raja tidak akan segan-segan menggunakan kekuasaannya yang mutlak untuk menyiksa atau menghukum mereka yang dianggap melanggar aturan kerajaan. Tatapan tegas Adrian yang penuh ancaman seakan menjadi bayangan kematian yang mengintai di setiap sudut ruangan.

Adrian berjalan melalui lorong-lorong penjara, memeriksa satu per satu sel-sel yang dipenuhi oleh para tahanan. Dia tidak ragu untuk memerintahkan hukuman bagi mereka yang dianggap melanggar hukum kerajaan. Beberapa tahanan berusaha menyembunyikan rasa ketakutan mereka, namun Adrian dapat melihat ketakutan dalam mata mereka yang terjebak dalam cahaya redup penjara.

Tiba di salah satu sel yang terletak di ujung lorong, Adrian berhenti di depannya. Di dalam sel itu terdapat seorang tahanan muda yang duduk lemas di sudut sel, wajahnya pucat dan tubuhnya tampak lemah. Adrian menatapnya dengan tajam, dan tahanan itu bergetar karena merasa terintimidasi oleh kehadiran sang raja.

"Sudah berapa hari kau di sini?" tanya Adrian dengan suara dingin, membuat tahanan muda itu merasa gemetar.

"H-hampir dua minggu, Yang Mulia," jawab tahanan itu dengan gemetar.

"Dan apa alasanmu untuk berada di sini?" tanya Adrian lagi, tatapannya makin tajam.

Tahanan muda itu menelan ludah, ragu untuk menjawab. Namun, Adrian tidak sabar dan segera mengeluarkan ancaman.

"Jangan harap mendapatkan belas kasihan dariku. Aku tidak ragu untuk memberikan hukuman yang setimpal bagi mereka yang melanggar hukum di kerajaanku," ujar Adrian dengan ancamannya yang menekan.

Tahanan muda itu akhirnya mengaku, menceritakan kesalahannya yang dianggap melanggar hukum kerajaan. Adrian hanya mengangguk pendek, namun tatapannya masih tajam.

"Kau beruntung. Kali ini kau akan kudiamkan dengan hukuman ringan," ujar Adrian, membuat tahanan muda itu merasa lega.

Namun, ketika tahanan muda itu berusaha untuk berterima kasih, Adrian segera menambahkan, "Namun, jangan sekali-kali mencoba melanggar hukum lagi. Karena jika kau melakukannya, kau akan mendapatkan hukuman yang lebih berat, bahkan mati jika perlu."

Tahanan muda itu hanya mengangguk dengan ketakutan, dan Adrian melanjutkan langkahnya keluar dari sel tersebut. Dia melanjutkan inspeksi penjara, memeriksa setiap tahanan dan memastikan mereka patuh pada aturan kerajaan. Tatapannya yang tajam dan wajah seriusnya menjadi bayangan yang menghantui para narapidana di setiap sel yang ia kunjungi.

Selama inspeksi, Adrian juga berbicara dengan beberapa tahanan, mendengarkan keluhan mereka dan memberikan 'nasihat' kepada mereka yang ingin mengubah perilaku mereka. Meskipun keras dalam penegakan hukum, Adrian juga memiliki kepedulian terhadap rakyatnya, dan ia ingin melihat perbaikan dan perubahan positif dalam kerajaannya.

Setelah selesai melakukan inspeksi, Adrian keluar dari penjara dan kembali ke takhta kerajaan. Gemerlap permata di takhta itu seolah menggambarkan kekuasaannya yang berkilau, namun wajah serius dan tegasnya mencerminkan kebijakan yang keras dalam menjaga ketertiban di kerajaannya.

Adrian tahu bahwa menjaga kekuasaan bukan hanya tentang gemerlap permata dan kemewahan takhta, tetapi juga tentang bertanggung jawab atas rakyatnya dan menjaga ketertiban serta keadilan dalam kerajaan. Dalam hatinya, ia berharap tahanan-tahanan yang dihukumnya dapat belajar dari kesalahan mereka dan menjadi warga yang patuh pada hukum kerajaan.

Dengan langkah mantap, Adrian kembali duduk di takhta kerajaan, siap untuk menjalankan tugasnya sebagai seorang raja yang bijaksana dan tegas dalam menjaga kekuasaan serta melindungi kerajaannya.

Komentar