Postingan

Menampilkan postingan dari September, 2021

[CERPEN] KEMBAR

Gambar
  Breaking News: Seorang siswi SMA Dirmajaya ditemukan bersimbah darah di lab komputer pagi ini. ARGA Aku benar-benar tidak akan percaya jika tidak melihatnya secara langsung. Itu Elena. Cewek yang aku dan Erga taksir akhir-akhir ini. Kini cewek itu tergeletak dengan kepala bersimbah darah di dekat tumpukan komputer rusak di ruang lab komputer. Matanya terpejam. Aku tidak tahu apa cewek itu masih hidup atau sudah... Atau sudah meninggal.      Tiba-tiba emosiku naik lagi. Aku tidak terima cewek itu diperlakukan dengan cara yang mengenaskan begitu. Aku tidak bisa membayangkan betapa ketakutannya cewek itu tadi malam. Aku sangat menyesali mengapa aku dan Erga lebih memilih pulang untuk menemui Papa, yang baru pulang dari Paris, kemarin dibanding mengantar cewek itu seperti biasanya.       Aku melihat anak-anak yang kemungkinan adalah tersangka yang dikumpulkan dalam satu ruangan. Ada Haris, si mantan pacar Elena yang selama ini aku tahu masih sering memohon-mohon pada cewek itu untuk bisa

[CERPEN] Hantu Seniman Muda

Gambar
  Reza, mahasiswa yang suka nongkrong di warung nasgor tidak jauh dari rumah mewah yang katanya angker. Pukul 20.00. Rumor yang mengatakan jika rumah mewah angker di ujung jalan itu selalu ramai sejak kedatangan keluarga pemilik baru itu ternyata benar. Kini rumah itu tampak jauh lebih hidup, jauh lebih seperti rumah-rumah lain pada umumnya bahkan, hampir sama sekali tidak ada bekas bahwa dulunya rumah itu pernah menjadi saksi atas pembantaian keji sebuah keluarga seniman muda. Hampir setiap hari selalu terdengar suara canda tawa dari dalamnya, dengan lampu terang benderang yang setiap malam selalu menyala membuat rumah itu kini tak lagi menjadi momok menakutkan bagi orang-orang yang ingin lewat jalanan di depannya saat malam hari.       Sedangkan aku, aku sendiri, menjadi penasaran dengan keluarga berani itu. Keluarga yang mampu bertahan di rumah yang sudah terkenal angker selama bertahun-tahun itu, dan juga tidak pernah mengeluh atas kejadian-kejadian janggal selama mereka tinggal di

[CERPEN ANAK] KELUARGA ULAR YANG SOMBONG

Gambar
KELUARGA ULAR YANG SOMBONG        Bapak Ular selalu berkata kepada anak-anaknya, "Carilah tikus-tikus terbaik untuk kalian makan! Carilah di rumah-rumah penduduk! Yang setiap hari memakan keju! Yang setiap harinya tidur dan berlindung di bawah atap rumah! Agar kita bisa berbangga diri pada saudara-saudara kita!"        Maka anak-anak ular pun menuruti perintah itu. Setiap hari mereka berusaha tidak mencari tikus di sawah-sawah. Mereka juga tidak pernah berkubang di lumpur mencari tikus yang suka memakan padi. Mereka selalu mencari tikus di rumah-rumah yang memakan keju.         Tikus-tikus rumah punya perbedaan dengan tikus-tikus sawah yaitu mereka jauh lebih pintar daripada tikus-tikus di sawah. Anak-anak ular awalnya sangat kesulitan menangkap tikus-tikus rumah tersebut. Tidak jarang juga anak-anak ular sampai tidak makan selama berhari-hari, karena tidak ada seekor pun tikus yang bisa mereka tangkap. Jadilah tubuh mereka seringkali terlihat lemas dan lesu.         Tubuh an

[CERPEN] Jessica?

Gambar
  Tutup mata kamu dan bayangkan seseorang sedang berdiri di depanmu  secara  nyata. Bayangkan wajahnya. Rambutnya. Dan bentuk tubuhnya. Bayangkan juga nama dan kepribadiannya. Bayangkan dia menjadi teman baikmu. Tempat kamu berkeluh kesah. AKU. Pada kenyataannya, semua orang, dari mulai teman-temanku, kakak-kakakku, termasuk juga orang tuaku, menyebutku Nina Si Anak Bandel bukan tanpa alasan. Aku memang bandel banget garis miring keras kepala. Aku memiliki prinsip tersendiri, terutama dalam soal pergaulan. Yah, bukannya aku hobi bergaul dengan teman yang buruk-buruk sampai-sampai semua orang harus memperingatiku sampai mulut mereka berbusa-busa sih. Justru, mungkin ini lebih buruk kedengarannya buat mereka para orang tua, a-ku berteman dengan siapa saja.       Cewek yang dari luar tampak kalem seperti aku ternyata mampu menggaet berbagai macam jenis manusia di sekolah. Dari mulai anak-anak populer kaya tapi cengeng yang Cuma bisa morotin harta orang tuanya, sampai anak-anak yang mengak

[CERMIN] Mayat Di Ladang Jagung

Gambar
  Hari ke-3 dalam seminggu, sepagian ini cuaca menyapa dengan lebih dingin. Lautan awan hitam bersemayam lama di atas langit dan membawa gemuruh yang menakutkan. Mengacau serta menggentarkan. Di tengah ladang jagung yang kesemua pohon itu telah kering dan menguning, aku berjalan terburu-buru dengan payung hitam yang digenggam dengan kedua tangan. Untuk sesekali menghela napas. Dan berpikir, betapa lelah dan letihnya harus berjalan selama satu jam dari desa tempat aku tinggal untuk sampai ke kota itu. Terlebih lagi ditambah dengan cuaca buruk seperti sekarang.      “Cepat! Cepat!” aku bergumam sendiri. Aku menyayangkan mengapa Lidya, sahabat sekaligus teman kerjaku memilih bolos hari ini dan membuat aku harus berjalan seorang diri. Kemudian dicekam ketakutan saat mendongak ke atas. Melihat semakin hitam pekatnya awan di atas langit, untuk kemudian harus berjalan semakin terburu-buru lagi. Semakin cepat dan semakin cepat. Memburu waktu. Sebelum hujan lebih dulu turun dan membuyarkan pand

[CERBUNG] Cermin Emas bagian 3 - end

Gambar
Malam ini, buatku adalah malam yang sangat romantis. Sebelumnya aku enggak pernah membayangkan akan jalan berdua saja bersama kak Ryan, meski aku sudah menjadi pacarnya sekalipun. Mengingat kak Ryan itu orangnya cuek banget. Ah, dia memintaku menjadi pacarnya saja sudah mengejutkanku dan semua orang. Apalagi sekarang, mengajak jalan berdua? Dasar cewek beruntung. Tetapi...         Aku melihat jalanan kota yang sudah sepi. Ini sudah malam banget dan kak Ryan enggak juga membawaku pulang. Aku jadi mengkhawatirkan Mami.         “Kita kemana lagi?”          Enggak lama setelah aku menanyakan itu, kak Ryan menghentikan motornya di depan sebuah tempat karaoke. Aku mengerutkan kening heran. Aku enggak tahu mengapa dia berhenti di sini tetapi aku memiliki firasat buruk. Ini bukan tempat karaoke biasa. Dan aku enggak mau ada di tempat seperti ini.         "Ngapain kita kesini sih? Aku nggak suka ya kak,"         "Udah deh, Lec. Ikut aja. Aku mau ngasih surprise,"         Bod